Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen Pilihan

Rahasia Mortir Bisu di Kafe Insomnia

13 September 2020   13:01 Diperbarui: 13 September 2020   15:14 37 8
Mortir terakhir itu,  benar - benar jadi tumpuan pamungkas harapan peleton oenangkis udara 502. Segenap elemen pasukan sudah mengerahkan kemampuannya dalam mengamankan jembatan strategis, penghubung ke markas besar. Dari 3 pesawat Blackburn Rock yang bolak balik menyerbu dari langit. Dua sudah berhasil dirontokkan. Terbakar, asapnya hitam jatuh ke tengah danau Jatiwarna.

Tapi satu pesawat baling baling tunggal terakhir, nampaknya dikendalikan pilot paling ahli dan pemberani dari sekutu. Sekarang dari cakrawala arah jam 5 barat daya, pesawat itu terlihat jadi noktah kecil yang makin lama makin membesar, lurus mengarah ke satu - satunya meriam penangkis udara yang tersisa.

Kopral Armen komat kamit mulutnya tegang.  Entah membaca doa,  entah membaca mantera, sementara Sersan Puguh terus membidik pesawat itu di kejauhan dengan lubang bidiknya.

Letnan Tomas dengan teropong  siap - siap memberi kode tembak. Hanya beberapa detik,  tetapi terasa seabad,  karena begitu meleset bidikan terakhir.  Maka sisa pasukan dipastikan habis disapu dari udara,  semua berada di  posisi terbuka,  rawan tembakan tinggi.

"Tembak !", perintah Letnan Tomas.  Dan, 

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun