Hidup sebagai pencabut nyawa, atau
grim reaper menurut panggilan orang-orang sekitar, begitu monoton. Tidak jarang aku harus menghadapi keluarga yang berduka, jiwa yang enggan untuk ku cabut nyawanya, jiwa yang sudah pasrah atas kematiannya dan hal-hal berbau kematian lainnya. Disaat mereka dibungkus kain kafan dan di kembalikan di bumi banyak dari mereka berteriak dan meminta agar dikeluarkan. Tapi sudah telat. Mereka tidak percaya pada karunia Tuhan. Mereka terlalu dramatis dan terlalu cepat mengakhiri hidup. Itu lah balasannya, kiamat kecil bagiku, neraka baginya.Â
KEMBALI KE ARTIKEL