Fenomena perkuliahan yang menemui ironi ini, mengindikasikan lenyapnya budaya intelektual dikalangan mahasiswa, tradisi keilmuan yang biasanya tumbuh subur dikampus, sekarang hampir menjadi tanah mati, tanah yang sama sekali tidak bisa menumbuhkan, kenapa? Karena tidak ada yang merawatnya, perhatian mahsiswa telah dialihkan kebudaya banal, tidak mengherankan kalau mahasiswa lebih senang membicarakan mode dari pada mengomngkan masa depan dunia-kehidupan.
Tidak Adanya Minat Diskusi
Ruang diskusi seperti kuburan, tidak ada gagasan baru yang berjejalan keluar kepermukaan, ini juga menjadi indikasi tiadanya atensi pada dialektika pengetahuan. Justru parahnya Ada dua kebiasan yang dilakukan sering dilakukan ketika diskusi, pertama, mengobrolkan masalah lain dengan teman sekitar ditengah diskusi yang sedang berlangsung, kedua, FB-an, Twitter-an, dll. Menunjukkan mesnahnya budaya mendengar sebagai alat menuju "tahu".
Pada tahun 2011 atas inisatif teman-teman berdiri ruang diskusi yang menjadi salah satu program IAN (Ikatan Alumni Nasy'atul Muta'allimin), tahun 2012 kemaren juga teman seangkatan di sosiologi'11 mendirikan Altar Wacana sebagai ruang diskusi dan berkreatifitas. Melihat kehadiran teman-teman, semakin menebalkan pesimisme, bahwa kesakralan kampus telah hilang, dimakan zaman!
Terima Kasih!
08-06-2013