Main sepakbola ternyata memang susah. Bukan simple seperti kata legenda Cryuff.  Cryuff juga bilang main bola itu pake otak bener juga tapi kata orang Brazil dan Argentina main sepakbola itu physik. Saya sekarang lebih  percaya yang physik. Kalo pake otak tapi cuma kuat main 25 menit ngga bagus juga. Kalau cuma moncer di hari pertama tapi melorot di pertandingan penting bahaya juga.
Nah bagaimana menyiapkan physik pemain biar kuat main 90 menit. Biar kuat main dalam sistem setengah kompetisi yang padat. Disinilah perlu strategi yang pas dari seorang pelatih.
Ingat pemain bola itu juga manusia biasa punya keterbatasan terutama physiknya. Kedua mentalnya. Physik mempengaruhi mental dan sebaliknya. Kalo physiknya di genjot sampai  loyoh mental juga ikut loyoh. Kalo mental yang di press terus physiknya juga bisa  jadi loyoh.
Disinilah diperlukan kecerdasan pelatih membaca bio para pemainnya. Â Dalam sistem setengah kompetisi yang padat dengan jarak pertandingan cuma satu hari tidak layak seorang pemain bermain tiga kali berturut turut. Harusnya di rotasi satu kali main satu kali istirahat. Biar pemain punya waktu untuk recovery. Biar ketika dibutuhkan dalam pertandingan penting physik dan mentalnya dalam kondisi fress.
Selain itu sistem bermain juga bisa menghemat energi. Sekarang bermain sepakbola  tidak harus lari terus. Lari hanya seperlunya saja. Ketika bola ada di zona tiga, zona pertahanan lawan. Di zona satu dan dua mah jalan-jalan kecil aja cukup.
Â
Kalau bermain sepakbola ngegas terus dari awal sampai akhir bisa babak belur physik pemain. Apalagi istirahatnya cuma satu hari. Kapan badan mau istirahat.
Boleh juga main ngegas terus tapi setelah itu seluruh pemain di istirahatkan. Di pertanding an  kedua turunkan team yang  baru. Biar semua pemain ikut merasakan menit bermain.
Jangan berpikir menang terus. Berpikirlah untuk pengembangan pemain. Ketika banyak bermain pemain menjadi lebih matang. Ini lebih penting. Wassalam. *****)