Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Jejak Langkah yang Terlupakan

12 November 2024   22:55 Diperbarui: 12 November 2024   22:58 78 1

Di persimpangan hidup yang sepi,  
kita berjalan, tanpa peta, tanpa arah,  
hanya ditemani oleh bayang-bayang  
yang memudar seiring senja merangkak pergi.  

Ada jejak langkah yang terlupakan,  
tertutup oleh debu waktu dan kenangan usang.  
Terkadang kita lupa,  
bahwa meski kabut menyelimuti pandangan,  
bumi tetap berputar,  
dan mentari tak pernah ingkar janji  
untuk terbit di esok hari.  

Apakah kau dengar bisikan sunyi  
dari tanah yang kau injak?  
Ia berbisik lembut, "Jangan berhenti,  
sebab meski jejakmu tak terlihat,  
setiap langkahmu tetap berarti."  

Di balik kabut yang menyesakkan dada,  
ada cahaya yang menyusup pelan,  
seperti tangan lembut yang meraih,  
mengangkatmu dari kejatuhan,  
menghapus air mata di sudut mata yang terluka.  

Ingatlah,  
hidup bukan tentang seberapa cepat kau tiba,  
tapi tentang bagaimana kau memahami  
setiap butir pasir yang melekat di kakimu,  
dan setiap daun yang gugur di sepanjang jalanmu.  

Biarkan langkahmu, meski pelan,  
mengukir jejak yang takkan hilang.  
Sebab dalam setiap jejak yang terlupakan,  
tersembunyi harapan  
yang menanti untuk ditemukan kembali.  

Dan saat kau temukan cahaya itu,  
kau akan tahu:  
bahwa meski kabut mengaburkan pandangan,  
harapan selalu setia menunggu  
di balik tirai kehidupan.


Aziz Amin | Wong Embuh

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun