Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Wahai Guru, Menulislah...

18 Juni 2013   18:51 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:48 135 4

Guru memiliki kewajiban menulis, selain mengembangkan ilmu dan pengetahuannya, menulis menjadi syarat untuk kenaikan pangkat. Namun menulis menjadi sebuah tuntutan profesi yang sulit dilakukan. Agar tugas guru menjadi mudah dan ringan, selain menguasai bidang ilmu yang diajarkan, guru harus banyak membaca. Agar bahan bacaan yang dibaca lebih melekat, maka harus dituliskan. Seperti yang disampaikan oleh Rasulullah SAW, “Ikatlah ilmu dengan tulisan.” (Riwayat Tabrani dan Hakim, keduanya menyatakan sebagai hadis sahih dan disetujui oleh Al-Albani).

Mengikat ilmu dengan menulis sebenarnya sudah dilakukan, ketika harus membuat catatan di sekolah atau kuliah, tapi tidak semua melakukannya. Kemajuan tekhnologi telah melenakan, dengan cara photo copy. Sehingga akhirnya para siswa atau mahasiswa tidak terbiasa dan tidak memiliki keahlian menulis. Mungkin seorang guru perlu memiliki tugas tambahan, yaitu memeriksa semua catatan siswa-siswinya, atau paling tidak memberi nilai tambahan atas buku catatan mereka.

Tapi sayangnya para guru pun terlena dengan kemajuan teknologi, dengan alasan praktis dan ekonomis, para guru malas menulis dan hanya memberikan photo copy materi bahan ajar kepada para siswanya. Sehingga dunia menulis makin sulit dan jauh. Semua menjadi mata rantai, dunia pendidikan menjadi jauh dari kemampuan menulis.

Menulis merupakan keahlian yang diajarkan sejak kita sekolah, namun tidak banyak yang akhirnya menjadi penulis. Bahkan banyak yang phobia dan trauma terhadap menulis. Ketika harus membuat laporan kegiatan, membuat tulisan ilmiah, tugas akhir skripsi, mengarang, dan kegiatan menulis lainnya.

Banyak diantara mereka yang merasa tidak memiliki bakat, tidak bisa menulis, sulit memulainya, dan berbagai masalah menulis lainnya. Sebenarnya menulis begitu mudah, asyik dan menyenangkan. Apalagi ketika kita menulis sesuatu yang menjadi bidang kita. Tulisan kita akan mengalir dengan cepat, tanpa ada penghalang. Menulis bukan sekedar bakat, tetapi skill yang bisa dipelajari dan diajarkan. Begitu banyak orang-orang yang merasa tak berbakat, tetapi berhasil membuat karya tulisan yang sangat luar biasa. Bakat akan muncul ketika kita memiliki kemampuan yang kuat dan keras. Kita harus memiliki alasan yang kuat, mengapa kita ingin menjadi penulis hebat (strong why). Contohnya, berbagi dan menginspirasi, kaya karena menulis, membangun opini, mengubah tatanan sosial masyarakat, mengikat ilmu dan pengetahuan, dan sebagainya. Temukan alasan kuat itu!

Pengalaman penulis dalam setiap Writing Workshop yang diadakan, berhasil mengubah para peserta yang merasa tidak memiliki bakat, tidak pernah menulis, dan sulit memulai tulisan, membuat mereka benar-benar dan berhasil membuat karya, bahkan sampai diterbitkan. Hanya dengan dua hari pelatihan, semua itu bisa tercapai dan terlaksana. Baik kelas anak-anak maupun dewasa. Lalu, apa lagi yang dipikirkan? Segeralah menulis. Karena menulis akan menjadi sebuah kegiatan yang baik bagi karir dan pekerjaan, juga bagi kesehatan kita.

Bagaimana memulainya?

Menulislah tanpa ada beban dan kekhawatiran, singkirkan otak kiri kita dari segala kekhawatiran itu. Dua hal yang akan menghambat, yaitu tidak percaya diri dan terlalu percaya diri. Yang paling penting adalah, bagaimana kita membuka simpul-simpul dan kran-kran yang menghambat. Sementara abaikan segala aturan menulis dan bahasa. Tugas penulis adalah menulis. Ketika tulisan kita selesai, mulailah membaca ulang dan edit tulisan itu. Perbaiki yang perlu diperbaiki.

Jangan lakukan baca ulang dan edit ketika kita sedang menulis. Karena ketika kita membaca tulisan kita, sebenarnya kita telah menutup kran ide-ide tulisan kita. Ketika kita edit tulisan kita, bukan lebih baik tetapi membuat kita lebih sulit. Yang terakhir adalah, jangan dipikirkan ketika kita menulis. Karena Proses berpikir dilakukan sebelum kita menulis. Ketika menulis kita seperti meluncur di samudera kata-kata yang siap dirangkai menjadi tulisan yang mewakili ide tulisan kita.

Lakukan praktim menulis setiap hari dengan waktu minimal 15 menit. Bila sebuah kegiatan dilakukan secara terus menurus selama 21 hari, kata Stephen Covey akan menjadi kegiatan yang melekat di dalam diri kita. Atau bila ingin menjadi profesional dibidangnya, maka lakukan selama 10.000 jam kata Malcolm Gladwell.

Mari para guru, menulislah untuk kemajuan dunia pendidikan kita. “Be The Best with Practice, Best Practice”. www.akucintamenulis.com

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun