“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan; dalam ketetapan Allah, sejak hari Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan yang dihormati. Demikian itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu (dalam bulan yang empat itu)……”
Rukyatul hilal penentuan awal bulan Rajab dilakukan pada Sabtu sore, 29 Jumadil Akhir bertepatan dengan 12 Juni kemarin, di beberapa titik rukyatul hilal seluruh Indonesia. Hasilnya, hilal tak tampak sehingga bulan Jumadil Akhir digenapkan menjadi 30 hari sesuai dengan kaidah istikmal. Maka 1 Rajab 1431 baru terjadi hari Senin 14 juni 2010. Pada saat diadakan rukyatul hilal Sabtu kemarin secara hisab memang posisi bulan masih di bawah ufuk, tepatnya 1043’ sehingga tidak mungkin hilal bisa tampak. Namun rukyatul hilal tetap dilaksanakan sebagai prasyarat penentuan awal bulan. Hasil rukyat di Samarinda pada hari Ahad hilal pada posisi 6 sampai 7 derajat. (Lajnah Falakiyah)
Marhaban Ya Rajab, mungkin kata-kata ini tidaklah familiar didengar. memang betul karena kita terbiasa mengucapkan Marhaban Ya Ramadhan untuk menyambut datangnya bulan puasa itu, tapi jangan lupa bahwa bulan suci tidaklah hanya Ramadhan saja, tapi begitu juga dengan bulan Rajab yang termasuk dalam bulan haram (harom: mulia), maka tak salah jika kita ucapkan Marhaban Ya Rajab. Bulan Haram pada ayat di atas ialah bulan yang dihormati dan dimuliakan oleh al-Quran, mayoritas ahli tafsir mengemukakan bahwa ada empat bulan haram (mulia) yaitu Dzul Qa'dah, Dzul Hijjah, Muharram, dan Rajab.
banyak kisah yang terjadi pada bulan ini, diantaranya hijrah pertama ke Habsyah (Ethiopia) yang waktu itu beranggotakan 14 orang termasuk didalamnya ada Saidina Othman ra beserta istrinya Ruqoiah binti Muhammad SAW. selain itu bulan rajab juga menjadi saksi kelahiran seorang pemuda cerdas dan tangkas bernama Ali Bin Abi Tholib di dalam Ka'bah. satu-satunya manusia yang lahir di dalam Ka'bah dan tumbuh besar dalam pangkuan dan bimbingan Rosullulah.
Tapi yang paling dikenang dalam bulan Rajab adalah peristiwa Isra dan Mi'raj Nabiyullah Muhammad SAW Isra’ ialah perjalanan malam Rasulullah Saww dari Masjidil Haram (Mekkkah) ke Masjidil Aqsha (Palestina). Mi’raj ialah dari Masjidil Aqsha, Rasulullah meneruskan perjalanannya ke alam langit menuju Sidratul Muntaha. Ketika di Sidratul Muntaha, Rasulullah Saw hanya sendirian dan malaikat Jibril hanya sampai di bawah Sidratul Muntaha karena sudah tidak mampu untuk naik bersama Rasulullah Saw ke Sidratul Muntaha. Di Sidratul Muntaha, Rasulullah Saw menerima perintah langsung dari Allah Swt untuk melaksanakan Shalat Fardhu 5 waktu dalam sehari semalam. Setelah itu Rasulullah Saww kembali lagi ke Masjidil Haram di Makkah. Menurut suatu riwayat, semua rangkaian peristiwa yang luar biasa menakjubkan tersebut hanya ditempuh dalam waktu sepertiga malam.
"Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha (Baitul Maqdis) yang Kami berkahi sekelilingnya, agar Kami memperlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kekuasaan) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat" (QS. 17 : 1).