Pada tulisan yang lain saya pernah menyinggung tentang teks yang bergairah, paling tidak meliputi dua hal di dalamnya. Pertama adalah konten atau isi teks yang berupa ide, opini, wacana dan sebagainya. Kedua adalah kulit teks yang berupa tata bahasa, pemilihan kosakata dan sebagainya. Apakah teks yang bergairah tersebut bisa disebut sebagai teks yang memberdayakan?
KEMBALI KE ARTIKEL