Hari itu, sebuah Porsche 911 tua tiba di garasinya. Meski usianya sudah tua, mobil itu masih punya jiwa yang kuat dan semangat yang terasa. Bagi orang lain, mungkin mobil itu hanya sekadar mesin dan baja tua, namun bagi Akira, mobil itu adalah kanvas kosong yang siap disentuh tangan seni.
Dengan senyuman tipis, Akira mengambil masker las dan mulai bekerja. Ia tahu bahwa proses ini tidak cepat. Setiap potongan serat karbon dan lempengan baja yang ia tambahkan harus terukur dan terpasang dengan tepat, sehingga mobil ini bisa meluncur dengan sempurna namun tetap tampil gahar di jalan. Dalam setiap detilnya, ia ingin menyampaikan bahwa mobil mobil RWB bukan sekadar benda mati. Mereka adalah perwujudan jiwanya, sebuah pernyataan.
Di tengah malam, Akira berhenti sejenak dan mengusap keringat di dahinya. Sambil menatap Porsche itu, ia teringat masa mudanya. Sebagai pemuda yang hidup di pinggiran Tokyo, ia terpesona pada kecepatan dan kebebasan yang dirasakan saat mengendarai mobil di jalanan kota. Saat itulah ia menyadari bahwa mobil adalah bagian dari identitas dirinya.
Kini, setelah puluhan tahun berlalu, ia masih menghidupi mimpi masa mudanya itu. RWB telah mendunia, bahkan pelanggan dari berbagai negara mengantre hanya untuk melihat Porsche mereka diubah oleh tangan Akira Nakai sendiri. Namun, baginya, setiap mobil yang ia sentuh tetaplah istimewa. Bukan hanya karena nilai jualnya, tetapi karena setiap Porsche RWB adalah simbol persahabatan antara pembuat dan pemilik, sebuah koneksi yang hanya bisa dirasakan oleh mereka yang benar-benar mencintai dunia otomotif.
Setelah berhari-hari bekerja, akhirnya Porsche itu selesai. Dengan gaya khas RWB yaitu dengan fender yang lebar, bodi rendah, dan tampilan agresif, mobil itu siap untuk menjadi legenda di jalanan.
Di pagi itu, pemilik Porsche datang untuk mengambil mobilnya. Dengan terpesona, ia menatap hasil karya Akira, seakan tak percaya bahwa mobil yang ia lihat di depannya adalah Porsche tua yang sama yang ia bawa ke garasi ini beberapa hari lalu.
Akira tersenyum kecil dan berkata, "Raw well, drive safe." Itu adalah kalimat sederhana, namun penuh makna. Sebuah pernyataan bahwa mobil ini bukan sekadar kendaraan, tetapi sebuah perjalanan.
Saat mobil itu meluncur meninggalkan garasinya, Akira berdiri sendirian, memandangi hasil karyanya dengan tatapan penuh kebanggaan. Di lubuk hatinya, ia tahu bahwa setiap mobil yang ia buat akan selalu membawa sepotong jiwanya ke jalanan yang jauh di luar jangkauannya.
Dan bagi Akira Nakai, itulah yang membuat semua jerih payahnya berarti.