Tampaknya, bumi Serambi Mekah ini belum ikhlas melepas tradisi kekerasan yang melekat selama puluhan tahun, bahkan setelah kelompok "penggemar" kekerasan di Aceh meraih kekuasaan dalam pemerintahan Aceh. Asumsi ini mungkin dangkal, namun realita di Aceh menunjukkan hal tersebut. Sebagaimana diberitakan sebelumnya,pada tanggal 9 Oktober lalu, 4 orang pekerja survey bijih besi WNI dan 2 orang WNA asal Cina memperoleh ancaman bersenjata dari 5 orang tak dikenal dan meminta uang sebesar 200 juta rupiah di Kecamatan Pante Ceuremen, Aceh Barat. Aparat keamanan merespon cepat situasi tersebut dengan membentuk pasukan gabungan TNI dan POLRI untuk mengejar ke-5 orang pelaku yang diduga kuat bersenjatakan AK-47.
KEMBALI KE ARTIKEL