Matamu melotot melihat saya di depan rumahmu. Kau mulai mengumpat: Bajingan! Bagaimana bisa? Diiringi sebuah pelukan, lalu bertanya-tanya pada saya: Bagaimana mungkin kamu bisa sampai di rumah saya, kapan saya pernah memberi alamatmu? Naik apa tadi? Begitulah tanyamu. Saya cengar-cengir dan langsung duduk di teras estetik rumah keluarga kecilmu, Â yang selama ini saya hanya bisa lihat dari akun sosial mediamu. Begitu nyaman, suasana tempat tinggalmu tenang juga.
KEMBALI KE ARTIKEL