Selama ini semua warga, bahkan Pono sendiri belum pernah melihat batang hidungnya Pak Kades, kecuali hanya suara-suaranya di radio desa. Jadi, yang selama ini nampak ke muka menghadiri segala acara-acara, ya hanya Mbah Kar itu.
Kata Mbah Nang, Mbah Kar ini sukanya ngerjain apa-apa sendiri, padahal ada pemuda-pemuda yang mau membantu. Tapi katanya ia tidak pernah percaya pada pemuda. Di langgar tempatnya tinggal saja, dari dulu, ia yang jadi muazin, ia yang solawatan, ia juga yang qomat, ia juga yang jadi imam.
Kata Mbah Nang, Mbah Kar bahkan tidak percaya pada Pak Kades. Maka katanya, selama ini ialah yang mengatur Pak Kades selama ini.
"Jangankan Pak Kades, cicitnya belajar berjalan saja tidak dilepasnya, ia terus menuntun cicitnya berjalan. Begitulah. Sampai sekarang cicitnya itu tidak bisa berjalan kalau tidak dituntun."
***