Maka saya sangat terkejut, ketika suatu hari mendapat kabar dari wali murid di sekolah tempat anak saya belajar, beliau mengatakan.. anak sulung saya mengalami kejang- kejang dan mengeluarkan busa dari mulutnya. Sama persis dengan gejala epilepsi saat sedang kambuh. padahal selama ini anak saya tidak mempunyai riwayat sakit yang serius.. apalagi epilepsi.
Melalui serangkaian pemeriksaan yang terbilang cukup mahal untuk ukuran kantong saya, saya memeriksakan penyakit anak saya pada ahli saraf. Dan menurut dokter, 60% anak saya mengidap penyakit epilepsi. Walaupun dokter tidak bisa mengatakan penyebab pasti mengapa anak saya bisa terjangkit penyakit tsb. Karena dari sisi keturunan tidak ada seorangpun pihak keluarga yang pernah mempunyai penyakit epilepsi..dan jika terbentur kepala, seingat q malah kakak kembarnya yang sering mengalaminya sewaktu bayi dulu.
Anak saya diharuskan menjalani pengobatan selama 3th, dg mengkonsumsi obat secara rutin. Namun seiring dengan berjalannya waktu, anak saya merasa jenuh dan enggan meminum obat tsb. Ditambah lagi oleh keterbatasan biaya pengobatan dan konsul dengan dokter yang lumayan mahal, maka hanya dalam waktu 1.5 th dengan berat hati dan rasa khawatir, pengobatan anak saya dihentikan. Berharap meski tidak di obati secara rutin, penyakit itu tidak akan kambuh lagi.
Saat ini 2 tahun berlalu sudah, alhamdulillah anak saya tidak pernah mengalami kejang -kejang lagi. Dan tidak ada sedikitpun gejala ke arah itu muncul. Hanya saja saya jadi berfikir, apa benar dulu anak saya terkena penyakit epilepsi ..? atau hanya kejang karena kelelahan dg aktifitas dia ? atau mungkin hanya human error? kesalahan diagnosa dokter? ah.. saya tidak tahu!!.. yang penting bagi saya sekarang anak saya sehat, dan jika sakitpun hanya penyakit flu batuk, dan tidak pernah menunjukkan ke arah penyakit epilepsi...