Bantal-bantal telanjang begitu kecoklatan usang
Sepi sekali rasanya, hingga tak ada bedanya antara pagi, siang, sore, dan petang
Aku begitu sendirian dan tidak diperhatikan
Tidak lagi dimandikan sebulan sekali
Tidak lagi digantikan jubahnya dua minggu sekali
Aku senang dulu, ketika jam tidur siang tiba
Terik matahari begitu membuat bocah itu begitu berkeringat, dan membasahi permukaan tubuhku
Malam harinya, Ayahnya pulang, dan lebih senang bergulung di atas ku dengan dada polos, memakai sarung tanpa cawat
Haha, ya, aku tahu karena sering kali tak sengaja tersingkap ketika pulas sekali beliau terlelap
Bila tiba akhir pekan, pria yang masih gagah itu akan menghabiskan waktu lebih lama untuk sekedar menempelkan pipinya padaku, atau bermalas-malasan
Pernah juga suatu hari, aku terkejut mendapati pintu kamarku dengan kasar di hentak, kemudian masuk si ayah, dengan mata sembab, langsung saja meremasku dan menangis terisak-isak di leherku
Tangisnya begitu pilu berisyaratkan rindu kepada sesuatu
Aku biarkan dia meninjuku beberapa kali untuk meluapkan emosi kehilangannya
Dan juga ada suatu malam, di kala dia berjalan sempoyongan ke arah ku, terhuyung kemudian terjatuh sambil memeluk aku
Dari nafasnya dapat ku cium aroma alkohol
Hmm, dia mabuk dan meracau
Mungkin dia begitu mual, hingga tak sadar muntah di atas dadaku
Tak apa
Oh iya, si bocah mulai jarang berkunjung
Dititipkan di rumah neneknya, aku terkadang rindu juga pada tangan kecilnya yang tulus menyentuhku, bibir mungilnya yang hangat menciumiku, atau bau ompolnya
Tapi itu semua dulu, duluuu sekali
Kini, ya tak ada lagi
Begitu haus belaian, dekapan, kecupan, dan bahkan pukulan dari keduanya
Aku tak tahu kemana perginya mereka
Hanya kala itu sempat kudengar mereka akan pindah jauh untuk bisa jauh dari kenangan
Bukan dengan ku, tapi dengan mendiang ibu si bocah, istri si ayah
Wanita itu tak sempat ku kenal
Konon beliau wafat di atas pendahulu ku, setelah itu baru aku datang untuk menggantikan
Semenjak itu aku dibiarkan lembab dan rusak
Semenjak itu, ya aku tidak ditiduri lagi
Kalian! Datanglah untuk sekedar mengelusku
Tidur di atasku, menikmati tidur bersamaku, tiduri aku!
Ya, tinggalah ranjang besar yang reyot dan kosong
Itu aku.
"one day when i was thinking about how does it feel to be an old bed"
January 28th 2012
Kartika Ayu Andini Wiyono