Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Tiduri Aku!

29 Januari 2012   03:37 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:20 696 1
Digelayuti kotoran-kotoran tikus yang mengering menggumpal

Bantal-bantal telanjang begitu kecoklatan usang

Sepi sekali rasanya, hingga tak ada bedanya antara pagi, siang, sore, dan petang

Aku begitu sendirian dan tidak diperhatikan

Tidak lagi dimandikan sebulan sekali

Tidak lagi digantikan jubahnya dua minggu sekali

Aku senang dulu, ketika jam tidur siang tiba

Terik matahari begitu membuat bocah itu begitu berkeringat, dan membasahi permukaan tubuhku

Malam harinya, Ayahnya pulang, dan lebih senang bergulung di atas ku dengan dada polos, memakai sarung tanpa cawat

Haha, ya, aku tahu karena sering kali tak sengaja tersingkap ketika pulas sekali beliau terlelap

Bila tiba akhir pekan, pria yang masih gagah itu akan menghabiskan waktu lebih lama untuk sekedar menempelkan pipinya padaku, atau bermalas-malasan

Pernah juga suatu hari, aku terkejut mendapati pintu kamarku dengan kasar di hentak, kemudian masuk si ayah, dengan mata sembab, langsung saja meremasku dan menangis terisak-isak di leherku

Tangisnya begitu pilu berisyaratkan rindu kepada sesuatu

Aku biarkan dia meninjuku beberapa kali untuk meluapkan emosi kehilangannya

Dan juga ada suatu malam, di kala dia berjalan sempoyongan ke arah ku, terhuyung kemudian terjatuh sambil memeluk aku

Dari nafasnya dapat ku cium aroma alkohol

Hmm, dia mabuk dan meracau

Mungkin dia begitu mual, hingga tak sadar muntah di atas dadaku

Tak apa

Oh iya, si bocah mulai jarang berkunjung

Dititipkan di rumah neneknya, aku terkadang rindu juga pada tangan kecilnya yang tulus menyentuhku, bibir mungilnya yang hangat menciumiku, atau bau ompolnya

Tapi itu semua dulu, duluuu sekali

Kini, ya tak ada lagi

Begitu haus belaian, dekapan, kecupan, dan bahkan pukulan dari keduanya

Aku tak tahu kemana perginya mereka

Hanya kala itu sempat kudengar mereka akan pindah jauh untuk bisa jauh dari kenangan

Bukan dengan ku, tapi dengan mendiang ibu si bocah, istri si ayah

Wanita itu tak sempat ku kenal

Konon beliau wafat di atas pendahulu ku, setelah itu baru aku datang untuk menggantikan

Semenjak itu aku dibiarkan lembab dan rusak

Semenjak itu, ya aku tidak ditiduri lagi

Kalian! Datanglah untuk sekedar mengelusku

Tidur di atasku, menikmati tidur bersamaku, tiduri aku!

Ya, tinggalah ranjang besar yang reyot dan kosong

Itu aku.

"one day when i was thinking about how does it feel to be an old bed"

January 28th 2012




Kartika Ayu Andini Wiyono

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun