jika setiap gemetar syaraf tertimbun di otak
gelombangnya merambah hingga ke palung jiwa, menggigilkannya
dan cukup saja sampai disana
;inikah ingatan tentangnya?
jika letup-letup memadamkan impian
mengkaliskan penderitaan
dan ketidakberdayaan adalah oase musafir kehausan
perjalanan masih jauh mungkin melelahkan
;tentang ingatan tentang kenangan
baik dan buruk semua itu ilusi,
sayangnya, kebanyakan ingatan buruk saja yang terekam
memang segala kemungkinan bisa saja terjadi
namun kau sadari kau sudah jauh terlambat
;saat ini kau tak berbekal apa-apa
yang kau punya hanyalah engkau yang begitu-begitu saja
perubahan tak cukup membuatmu dewasa
ya, tubuhmu menua tapi jiwamu tetap sama
seperti dulu kau bayi merengek meminta ASI
;apa yang hendak kaurindu?
jika bahkan semua tak pernah benar-benar kaumiliki?
apa yang pantas disiarkan,
jika masa lalu dan masa depan sama-sama absurd
#potret hitamputih sebuah keluarga, terpasang di dinding
museum tua yang lama tak ditengok pengunjung
tak di cagar, tak dibakar
hidup tak diindahkan, mati tak dibolehkan
#ini bukan parade pemakaman
sebab tak ada jiwa yang benar-benar dilepaskan
tak ada tangisan perkabungan,
tak ada peziarah,
tak ada taburan bunga,
atau sekedar do'a dan sembahyang untuk permohonan ampun yang terakhir
;mereka bertanya,
apa kau menjelma sesuatu yang diawetkan dengan paksa,
dilarutkan dengan senyawa kimia lalu matirasa?
jasadmu ada, tapi jiwamu tak disana,
kau berhutang pada masa lalu,
bergentayangan pada masa kini,
namun menagih pada masa depan.
Malang, 27 Sept '11 (03.00 am)