Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Sus, Soe, dan Sin

18 Oktober 2010   17:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:19 55 0
Suatu kali ada pertemuan rahasia dan istimewa. Mengapa rahasia? Karena tidak ada seorangpun yang tahu mengenai rapat itu, kapan dan di mana pelaksanaannya, bahkan wartawan infotainmen pun tak dapat melacaknya! Mengapa istimewa? Karena pertemuan itu diikuti tidak hanya manusia, tapi juga "mantan" manusia, dan perwakilan dari dunia 2 dimensi, yang biasa kita sebut kartun.

Perwakilan manusia yang hadir adalah Sus, salah seorang pemimpin negara yang sangat besar. Sementara itu, perwakilan dari kaum "mantan" manusia adalah Soe, salah seorang pemimpin bangsa semasa masih menjadi manusia. Tak ketinggalan, yang ketiga adalah perwakilan dari dunia kartun, yakni Sin. Sin masih seorang anak kecil di dalam dunianya, namun sebenarnya kearifannya sangat berguna di dunia tiga dimensi ini.

Saya kebetulan didaulat oleh Sang Dalang untuk mewawancarai mereka. Tentu saja saya menyambutnya dengan antusias, mengingat banyak sekali pertanyaan yang tersimpan di kepala saya untuk mereka masing-masing. Namun, betapa kecewanya saya karena ternyata Sang Dalang hanya memberikan kesempatan kepada saya untuk mengajukan satu pertanyaan saja.

Setelah berpikir sambil memilah manakah pertanyaan yang akan saya ajukan kepada mereka bertiga, akhirnya saya memilih sebuah pertanyaan yang menurut saya masih hangat dibicarakan di republik ini, yakni masalah impeachment, alias penggulingan. Saya pun memberikan mikropon kepada Soe, sang mantan pemimpin bangsa, karena saya ingin mendengarkan jawabannya terlebih dahulu.

"Baik, saya punya sebuah pertanyaan untuk Bapak-bapak sekalian. Silakan dijawab ya... Apa yang Bapak-bapak pikirkan ketika mendengar kata, 'impeachment/penggulingan?'

Soe yang sudah lama memimpin dengan enteng menjawab, "Saya tidak patheken*, apakah hendak digulingkan atau tidak. Kalaupun digulingkan, saya akan menerimanya dengan lapang dada, meski toh sudah punya rencana pensiun dan menjadi pertapa," jawab Soe, selalu dengan senyumnya yang khas itu.

"Sekarang bagaimana dengan Anda, Pak Sus?" Sus yang sedang menikmati jabatannya kemudian berkata dengan sedikit garang, "Saya sangat menentang wacana itu, karena itu adalah tindakan inkonstitusional! Saya dan teman-teman siap mengadakan perlawanan!"

"Baik, terima kasih, Pak Sus, atas jawabannya," kata saya. Pak Sus mengangguk pelan.

"Baiklah, sekarang giliran Sin untuk diwawancarai. Loh, Sin ke mana ya, Pak?" Tanya saya kepada Soe dan Sus. Sin tiba-tiba menghilang!

Selidik punya selidik, ternyata Sin sedang berada di dapur. Sambil menemani mamanya yang cerewet dan narsis itu, ia menggulingkan tubuhnya sendiri sambil berkata, "Berguling-guling... berguling-guling.. berguling-guling...."

*tidak patheken=tidak ambil pusing, tidak peduli

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun