Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Tentang Ayah dan Sepeda Tuanya

26 Maret 2013   17:02 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:10 73 1
Kau tak akan pernah menyadari betapa Allah menjadikanmu seorang yang sederhana tanpa harta dunia

Leherku selalu tercekat ketika aku mengingatmu, mengingat tangan letihmu yang selalu berjuang mengais rezeki untukku dan keluargamu

Mataku selalu memerah mengingat kaki letihmu yang selalu mengayuh sepeda tuamu untuk menafkahiku dan menyekolahkanku selama ini

Mulutmu tak pernah mengeluh hanya karena letih badanmu mendera setiap hari, yang ku tahu mulutmu selalu dipenuhi pujian syukur kepada-Nya karena masih bisa mengayuh sepeda tuamu untukku dan keluargamu

Kau selalu teringat padaku dan keluargamu ketika dirimu sekedar ingin mencoba bakmi murah di luar sana yang akhirnya tidak jadi kau beli hanya karena teringat pada kami yang pikirmu belum makan, padahal kami lebih sering memakan bakmi itu dibandingkan dirimu

Mereka bilang pria itu adalah makhluk yang egois, tapi bagiku tidak karena aku punya pria yang sederhana, aku punya pria yang cintanya kepadaku dan keluarganya lebih besar dibanding dirinya sendiri, pria itu adalah engkau Ayah

Ayah, kesederhanaanmu menghasilkan cinta yang luar biasa

Ayah, aku selalu bangga padamu, pria sederhana dengan sepeda tuanya

Ayah, aku hanya bisa menuliskan sedikit kata dari berjuta kata yang terpendam dihatiku

Ayah, aku menyayangimu dan mencintaimu walau tak sebaik yang kau lakukan

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun