Sejuk menyapa
Matari tampak malu-malu
Menembus riak air
Di sungai itu…
Aku bukan di Musi
Apalagi di Chao Praya
Martapura…
Kini kuberada
Jukung tumpah ruah
Dipandu ibu bercaping coklat
Hasil bumi Barito memenuhinya
siap dinego dan ditawar
Setandan pisang hijau hampir ranum
Kangkung air segar baru dipetik
Kusapu pemandangan sekeliling
sambil…
Kunikmati pelan
Soto Banjar kaya rempah
Bertabur telur alabiu
Di atas warung jukung
Kusantap lahap
Wadai aneka rasa
Cucur lebar menggugah selera
Bingka manis nan pekat
Pundut nasi memikat
Sayang…
Itu cerita lalu…
Ibu berjukung
Kini tlah hijrah
Dari riak air
Ke daratan
Kutelusuri musababnya
Pasar darat kini ramai
karena tongkang-tongkang penuh
hilir mudik di atas sungai
Haruskah aku ikut hijrah ?
Turut berniaga di pasar darat?
Serta nikmati Soto Banjar dan wadai di daratan dekat Martapura?
Kuharap itu tak terjadi…
*catatan:
Puisi ini diikutsertakan dalam 'Kompetisi Menulis Nusantara'. Doakan semoga bisa menjadi salah satu yang terbaik