Jelang pemilihan kepala daerah (pilkada) Provinsi Lampung, beberapa kontestan mencari pola komunikasi untuk mendekatkan diri pada masyarakat. Tidak sedikit dari mereka, rela memgeluarkan sejumlah uang untuk mengerakkan orang (sumber daya manusia). Dengan beberapa kegiatan dan program orang bayaran itu memperkenalkan dan melakukan pencitraan salah satu kontestan kepada calon pemilih (masyarakat). Kemudian yang terjadi, masyarakat dipaksa untuk menjadi penonton sinetron yang mengagumi actor (pemain sinetron) tampil dengan mempesonanya di layar televisi.