Untuk pangeranku entah siapapun itu,
Kuharap saat aku menulis surat ini kau telah tumbuh jadi seorang pangeran yang kuharapkan seperti di cerita di negeri dongeng, seorang pangeran dengan wajah tampan, tubuh yang gagah, otak cemerlang serta perilaku nan menawan.
Ah imajinasi yang terlalu tinggi, aku tau tak seorangpun ada dengan sifat yang benar-benar sempurna di dunia ini, meskipun dia anak raja dan bangsawan sekalipun.
Kini aku hanya berharap kau telah tumbuh jadi seorang pangeran yang bisa kubanggakan dan kuandalkan nantinya,
Seorang pangeran yang menggandeng tangan ku saat aku terlalu takut untuk berjalan sendiri di tengah kebimbangan,
Seorang pangeran yang mengusap serta membelai pipi ku saat air mata mulai jatuh di pipiku,
Seorang panngeran yang berada di depan ku melindungiku saat aku merasa terancam,
Seorang pangeran yang merelakan bahunya untuk ku bersandar ketika aku mulai merasa letih,
Seorang pangeran yang menguatkan ku ketika aku mulai ragu untuk berdiri diatas kaki ku sendiri,
Seorang pangeran yang menyanyikan lagu untuk ku ketika aku takut untuk memejam kan mata yang terasa berat,
Serta seorang pangeran yang mau mendengar jerit tangis dan tawa bahagia ku ketika aku terjatuh ataupun bangkit.
Terlalu pemilih memang, tapi kau tau pangeran aku menginginkan itu semua karena aku terlalu lemah untuk bisa jadi seorang putri,
Untuk pangeran ku entah dimanapun itu,
Kuharap saat aku menulis surat ini kau tidak tersesat dan kehilangan arah ketika kau menuju kemari, aku takut kau hilang di tengah buasnya hutan belantara atau musnah ditangan penyihir yang iri kepadamu,
Untuk pangeran ku entah kapan kau datang,
Sudah lama sekali aku menunggu mu disini, tapi tenanglah aku akan tetap menunggu hingga waktu itu tiba dan kau datang menjemputku,
Aku percaya takdir Sang Penulis akan pertemuan kita, aku yakin kau akan segera datang menyelamatkan ku dari kepungan menara ini.