Dari saya kecil saya juga punya orang tua angkat, bahkan saya mengenal 'bahagia' juga dari orang tua angkat saya, saya bisa pergi ke luar kota untuk berlibur juga dari orang tua angkat saya. Pada suatu waktu papa dapat kerja dinas di Banyuwangi, mau ga mau mama, kakak dan saya pun turut ikut, dimana artinya bahwa saya akan berpisah dengan "pemberi kebahagiaan" saya yaitu orang tua angkat saya. Tak hanya sekali orang tua angkat saya menawarkan untuk membiayai saya sekolah di surabaya, tapi saya menolaknya dengan alasan saya ingin tinggal bersama mama saya meskipun hidup di desa dan semua serba berkecukupan. Dan bukan hanya saya, kakak saya juga punya orang tua angkat sendiri, dan dia juga menolak "bantuan" dari orang tua angkatnya yang jelas jelas bisa bikin kakak saya bahagia. Oh iya, jangan salah sangka dulu, saya dan kakak saya juga sering mendapatkan pukulan dan dimarahi kalau kita bersalah, tapi hal itu tak membuat saya dan kakak saya berubah pikiran sedikitpun untuk tinggal bersama orang tua angkat.
Ya mungkin itulah pembeda anak dulu dan anak sekarang. Atau mungin dia belum tau apa bahagianya tinggal bersama orang tua kandung meskipun hidup dalam serba berkecukupan.
ayu gita :)