Kejadian covid, kekhawatiran atas dampak La Nina  dan memanasnya situasi politik yang menyebabkan peperangan antar negara telah menimbulkan krisis baru dalam penghidupan social ekonomi masyarakat. Badan Pangan Dunia (FAO) tahun 2022 menyampaikan bahwa jika dihitung secara global, pada 2021 terdapat 828 juta orang terkena dampak kelaparan, atau 46 juta orang lebih banyak dari tahun sebelumnya dan 150 juta lebih banyak dibanding 2019. Lebih lanjut disebutkan bahwa diperkirakan  kerawananan parah meningkat 11,7 persen dari populasi global. Perang Ukraina dan Rusia, telah menimbulkan krisis energi dan pangan baru, karena Rusia merupakan salah satu eksportir utama minyak dan gas dunia, sementara Ukraina dikenal sebagai lumbung gandum Eropa. Bahkan diperkirakan 20% kebutuhan gandum Indonesia dipasok dari UkrainaDalam mengantisipasi Krisis pangan tersebut, Pemerintah Indonesia menetapkan beberapa kebijakan ketahanan pangan nasional dengan peningkatan produksi, upaya diversifikasi pangan, efisiensi distribusi pangan, penggunaan teknologi untuk meningkatkan produksi dan kualitas pangan, hingga penguatan stok pangan nasional. Karena beras menjadi salah satu pangan utama, implementasi kebijakan ketahanan pangan tersebut diantaranya melalui pengembangan lahan-lahan pertanian sawah.
KEMBALI KE ARTIKEL