Jika membincangkan isu sara, maka salah satu lintasan pikiran yang segera menyergap saya adalah sebuah memori tentang debat caleg beberapa tahun silam. Acara debat antara caleg itu sebenarnya tidak terlalu istimewa, makanya detail waktu, tempat, atau stasuin televisi mana yang menyiarannya tidak tersimpan dengan baik di memori saya. Namun ada satu fragmen dari acara itu yang tetap melekat di salah satu ceruk ingatan karena cukup berkesan. Debat itu menghadirkan caleg dari beberapa partai, di antaranya ada partai-partai berhaluan agama yakni partai yang berlambang benda-benda langit dan partai yang lambangnya bergambar tanaman (kalau nggk salah ingat si). Fargmen berkesan itu terjadi ketika caleg dari partai benda langit dipersilakan membentangkan ide-ide yang hendak ia wujudkan sekiranya terpilih. Si caleg partai benda langit itu dengan semangat menyampaikan bahwa sektor pertanian yang menjadi potensi daerahnya ingin ia kembangkan, salah satunya dengan ihya al-mawat ; menanami lahan-lahan terbengkalai dengan tanaman-tanaman produktif. Tak lupa si caleg menyetir hadis yang berisi anjuran Rasulullah saw untuk gemar menanm beserta regulasi fikih berkenaan dengan bab ihya al-mawat.