Aku tidak tahu, kenapa demikian? Karena empat nama yang aku sebutkan, sekadar contoh, adalah nama yang tidak diragukan lagi komitmen dan kontinuitasnya di jenis musik yang khas Indonesia ini.
Zakaria. Dengan OM Pancaran Muda-nya merupakan pembaru dangdut yang berkonotasi Melayu menjadi yang memang dangdut sebagaimana yang dikenal saat ini. Popularitasnya membuat salah satu pentolan yang bernama sama menjadi mengubah namanya.
Meggie Z. Anda tahu, Z di belakang nama Meggie? Ya, benar adalah Zakaria. Tidak ingin rancu dengan Zakaria yang lebih dulu terangkat, Meggie pun mengubah namanya menjadi yang kita kenal saat ini.
Meggie adalah sosok yang unik. Betapa tidak, meski seangkatan Rhoma Irama, Mansyur S, dan beberapa nama lain ia baru terkenal setelah menciptakan lagu untuk Mirnawati Dewi, "Sakit Hati". Ia kemudian melejit antara lain melalui "Gubuk Bambu" dan "Sakit Gigi".
Jaja Miharja. Memulai karir sebagai pemain sandiwara -- kini sinetron ya -- TVRI, Jaja melejit melalui "Cinta Sabun Mandi". Lagu yang menyebut dua bintang dunia, Marlyn Monroe dan Madonna. Namun, Nyai, tokoh dari kekasih idamannya, jelas lebih cantik dari dua bintang Hollywood itu. Jaja pula yang membuat dangdut makin melejit sebagai pembawa acara Kuis Dangdut di TPI. Dengan ciri mengedipkan sebelah matanya dan mengatakan, "Apaan tuh!"
Ona Sutra. Lelaki asal Sumatra Utara (Sutra) ini sangat melambung melalui "Bola" dan "Barcelona".
Latief Khan. Populer setelah lagu ciptaannya "Khanna" dinyanyikan Muchsin Alatas. Ia sendiri kemudian juga dikenal luas dengan penyanyi, antara lain dengan lagunya "Maya".
Tentu, masih banyak nama lain yang seharusnya diurai di wikipedia untuk lebih melengkapi perjalanan musik dangdut Indonesia.