Mereka adalah Zainu Rahim (kakak) dan Zainu Rahman (adik). Keduanya adalah santri program beasiswa. Saat ini, keduanya telah menyelesaikan 30 juz hafalan Qur'annya. Sebelum mulai intensif menghafal al-Qur'an pada 2014, mereka bergabung dengan salah satu Rumah Tahfizh di Kalimantan Selatan pada 2012.
Ditemui pada kegiatan Wisuda Tahfzih Nasional (WTN) 2019 yang diselenggarakan sebelum Ramadan di Pesantren Tahfizh Daarul Qur'an, Ketapang, Cipondoh, Tangerang, Banten pada Sabtu (4/5/2019) lalu, keduanya membagi suka dukanya saat menghafal al-Qur'an.
Keduanya mengaku mendapat dukungan dan motivasi untuk menghafal al-Qur'an dari kedua orang tuanya, Abdullah (63) dan Masitah (50), sehingga bisa menyelesaikan hafalan Qur'an mereka.
"Selain itu kami memiliki motivasi menghafal yang tinggi karena ingin menjalankan perintah Allah dan Rasul; dan ingin membanggakan, membahagiakan kedua orang tua, agar di akhirat kelak kami dapat memakaikan mahkota kebesaran untuk orang tua kami, juga untuk guru-guru kami," kata sang kakak Rahim.
Lalu bagaimana cara saudara kembar ini menghafal? Keduanya ternyata memiliki target menghafal satu hari satu halaman. Sedangkan untuk murojaah, mereka lakukan sehari sebanyak dua juz. Hal ini tentunya membutuhkan tekad dan niat yang kuat. Sementara doa dan dukungan dari guru serta orang tua menjadi bahan bakar utama mereka dalam menghafal.