Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Maaf, Saya Tidak Memaafkanmu!

10 September 2010   08:17 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:19 678 0
Seandainya dosa memiliki bau, pastinya tidak ada seorangpun yang rela mendekatiku untuk berteman, karena bau busuk yang sangat menyengat ini (Unknwn sufism).

Dosa yang berhubungan dengan Tuhan sepertinya memang lebih mudah dimaafkan daripada dosa antar sesama manusia. Ada banyak keterangan dari Alquran dan hadis yang menawarkan janji-janji dihapusnya segala khilaf dan dosa yang pernah kita lakukan selama tidak menyekutukannya. Pintu taubat selalu mengangah bagi para pendosa.

Bagaimana dengan dosa tabiat atau dosa yang berhubungan dengan sesama manusia? Dosa yang terjadi karena mendzalimi orang lain berbeda dengan dosa mendzalimi Tuhan. Hak adami lebih sulit untuk dimaafkan kecuali orang yang kita dzalimi adalah orang-orang yang memiliki kepribadian rahiem (pengasih) dan al-karim (darmawan), yaitu mereka yang menjiwai sifat kasih sayang yang tulus seperti yang digambarkan dalam sejarah nabi ketika dihadapkan dengan orang-orang munafik dan kafir, dimana beliau selalu memintakan kepada Allah agar memaafkan mereka karena ketidak tahuannya.

Mendapatkan keridhoan manusia sangat sulit dan samar. Tidak mudah bagi kita untuk memaafkan segala khilaf dan dosa yang telah dilakukan oleh orang lain. Kedengkian, jiwa pendendam dan ingin menang sendiri telah tertanam karena kecenderungan hati yang terbiasa berfikir buruk terhadap orang lain.

Jika kita menemukan orang yang sulit untuk dimintai maaf, maka apa yang harus kita lakukan? Bukankah dosa antar manusia tidak bisa diampuni kecuali telah ada penerimaan kata maaf atau isyarat yang menunjukkan dimaafkannya dosa kita. Bagaimana jika orang yang kita dzalimi berkata: Maaf, saya tidak akan memaafkanmu!!

Kejam memang pernyataan ini. Kita tidak dapat mengelak bahwa hak adami akan dituntut di akherat kelak. Bagaimanapun jangan putus asa kawan, karena alternatif untuk tetap diamaafkan masih mungkin untuk kita dapatkan. Solusi untuk mengatasi masalah ini tergantung dari dosa apa yang kita perbuat. Jika terkait dengan harta, maka kita harus membayar semua harta yang pernah kita curi atau pinjam, baik dengan cara mencicilnya atau minta bantuan orang lain. Jika terkait dengan jiwa seseorang maka kita harus meminta ihlas kepada ahli warisnya atau dengan membayar diat (denda). Jika orang yang kita dzalimi dan ahli warisnya tidak ada maka dianjurkan untuk sedekah dengan niat membayar hak adami disamping terus berdoa, beserah diri dan bertaubat atas segala khilaf.

Selain solusi di atas, dosa tabiat menurut sebagian ulama dapat dihapus dengan ibadah haji yang mabrur. Kategori haji mabrur adalah haji yang tidak dibarengi dengan hal-hal yang mengotori ritual haji baik lahir maupun batin (la rafasa wala fusuqa). Haji yang melahirkan peningkatan derajat kesalehan serseorang.
sayang sekali syarat ini terlalu sulit dan mahal.

Selain haji, konon puasa Ramadhan juga dapat melebur dosa tabiat. Puasa yang menjadikan kita lebih khusuk dan giat mengamalkan ibadah pasca Ramadhan akan membuat kita suci dan kembali fitri seperti bayi yang baru dilahirkan.

Mengingat begitu sulitnya syarat pengampunan dosa tabiat, alangkah indahnya jika manusia biasa juga dapat saling memafkan khilaf dan dosa orang-orang yang pernah melukai hati dan perasaan merkea.

Wallahu a'lam

Minal aidin wal faizin, maaf lahir batin..

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun