Suatu peristiwa langka yang berakar pada resolusi, tentu bukan sekedar kirab tanpa tujuan menyalan lampu "Kuning" sebagai tanda bahaya yang dirasakan sangat delematis oleh kelompok ini. Menyimak pernyataan DR. KH. Said Aqil Siroj MA, dalam bebarapa media, termasuk buku buku anti "Wahaby" yang dikomentari oleh beliau merupakan bukti kegelisahan yang terjadi di NU. Apapun yang termaktub dalam resolusi jihad adalah media memasarkan gagasab gagasan NU, seolah hanya NU yang mengerti makna kebangsaan. Sehinggah dari tujuan utama NU dengan resolusi jihadnya "menawarkan solusi ala NU dalam beraqidah" ke DPR. suatu gagasan yang memang banyak di bicarakan dalam situs situs NU. Upaya NU itu menyatukan gagasan menyatukan bangsa patut kita "hargai". tetapi dibalik itu semua ada tendensi membunuh karakter anak anak bangsa dengan slogan "wahaby", bahkan nyaris tidak ada baiknya di mata NU, bila ada orang Islam berhaluan wahaby.
Sama halnya itu dengan menjajakan Kuenya sendiri dengan memaki Kue orang lain, sikap seorang pedagang yang sama sama menjual kain di tanah abang hanya menunggu pembeli dengan segala bujuk rayu dan bonus bonus yang memungkinkan orang tertarik, tanpa menyatakan dan menfitnah pedagang di sebelahnya. Bila Resolusi jihad dikemas dengan kebencian pada suatu kelompok Islam tertentu itu pasti punya motif. Apalagi lagi menawarkan konsep ta'abbut versi kelompok pada DPR, tentu itu akan melebarkan jurang pemisah antara kelompok kelompok Islam yang ada. Justifikasi NU terhadap wahaby merupakan nilai min yang mendaskan bahwa kelompok lain selain NU tidaklah benar....Ini namanya usaha sia sia NU dalam kampanye Pluralismenya yang sok manusiawy.