Oh, ternyata tidak. “Kami akan bermain di tarkam, karena kebetulan ada calon kepala daerah yang mengundang,” begitu rupanya lanjutannya. Betapa saktinya FIFA. Cuma FIFA yang punya kulkas, yang lain cuma punya termos es. Bahkan seorang profesor yang katanya ahli komunikasi politik masih di TV yang sama begitu mendewakan FIFA.
“Menpora tidak tahu bola, tidak tahu FIFA kok ngurusi bola,” katanya berapi-api. Lupa bahwa dia juga cuma ahli komunikasi politik, bukan ahli bola.
Jauh hari sebelumnya, masih kata profesor ahli politik itu, bahwa Pak Jokowi pasti tidak diberi laporan kalau Kemenpora membekukan PSSI akan mendapat sanksi dari FIFA. Kembali kata-katanya meleset. Profesor inimemang sering salah memprediksi. Mungkin karena usia sudah tua, jadi otak sudah mulai tumpul.
Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Tony Aprilani, mengatakan kompetisi nasional sudah tidak ada gunanya lagi setelah PSSI terkena sanksi FIFA. Indonesia kini dihadapkan pada masalah sepakbola serius yang memaksa timnas Indonesia absen dari ajang internasional (Republika 31/5).