Karenamu Fa; aku tak kenal diriku sendiri, keramaian mengejek tingkah konyolku. Bagaimana bisa aku membiarkan punggungku berbicara  saat aku benar-benar ingin menatap matamu.
Karenamu Fa; aku mengutuk diri sendiri, tanggal itu tak pernah kembali, hari itu tak akan terulang, kendati aku menangisimu dalam ruang kosong yang mentertawakanku.
Kamu kini ialah potongan ingatan yang tak ingin punah, selalu minta dijamah ketika sepi akan muntah. Aku yakin kata "seandainya" hanya sia-sia, waktu takkan mengizinkannya berfungsi. Kekacauan ini sebab tingkahku yang salah, karena padamu Fa; aku telah jatuh hati.