Katamu hujan tak lagi menjadi puisi
Udara penuh polutan
Dada sesak menghirup sepanjang jalan
Takada ceritanya untuk kembali pulang
Biarlah badan ringkih asal masih bisa
bertahan
Keseharian semakin sunyi
Sedang dunia media sosial semakin berisik
Berkata-kata agar terlihat memang bisa
berbicara
Komentar-komentar muram
Beririsan dengan dendam yang tak kunjung padam
Diulang-ulang
Sebagai mata pencaharian
Namun, kota tak peduli
Sedang mimpi-mimpi makin menua
Sendiri
***
Lebakwana, Januari 2025