sudah lama meninggal,
baru kusadari Emak begitu puisi
Ia pandai menyembunyikan ngilu
Padahal tubuhnya tengah dicabik
sembilu
Berusaha anak-anaknya selalu kenyang
Sambil menahan lambungnya yang
masih lapang
Emak tidak mengenal Hari Ibu
Karena semua waktu adalah miliknya
Dia selalu ada setiap anak-anaknya
Membutuhkan kehadirannya
Dan dia penyembuh
Segala luka anak-anaknya
Emak juga seorang penjaga
Dari seluruh barang yang ada di rumah
Jangan katakan dulu ada sesuatu
yang hilang
Sebelum Emak menyatakan gelap
atau terang
Setelah Emak tiada
Seluruh harinya menjadi puisi
Sangat indah dibaca-baca ulang
Dan baru tersadar di waktu sekarang
Padahal pada masa tuanya
Ia sering memandang halaman rumah
yang sepi
Anak-anaknya berterbangan
Entah di mana gerangan
***
Lebakwana, 22 Desember 2024