Rindu yang semu
Berwaktu-waktu cinta dunia
Membelenggu
Terpantul wajah di cermin
Hati yang tetap batu, mata yang masih buta,
telinga yang tak mau mendengar,
lidah yang menajam pisau, tangan
menggenggam yang bukan hak,
kaki dengan langkah yang salah
Alangkah malang terbetik kabar
Hanya dapat haus dan lapar