Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen Pilihan

Soal Pembunuhan Berantai

1 Februari 2023   09:13 Diperbarui: 1 Februari 2023   09:15 504 66

Siapa yang harus dipercaya: Mul, Kodrat, atau Pras sendiri?

***

Perempuan itu, cerita Mul, awalnya tergiur dengan iming-iming sang dukun. Ia dapat menggandakan uang. Masih saja ada yang percaya dengan hal-hal seperti itu.

Perempuan itu (nama perempuan itu lihat saja di berita-berita online) seperti terbius dengan bualan sang dukun. Awalnya ia menyetor uang sebanyak sepuluh juta rupiah. Kemudian ditambah lagi. Akhirnya genap 30 juta.

Apa yang terjadi? Tentu saja tidak ada yang terjadi.

Santi (oh, ya, nama perempuan itu, Santi) kesal, mendesak terus kepada sang dukun. Saat terdesak timbul niat jahat sang dukun. Santi diajaknya ke sebuah tempat, menyebrangi pulau. Di tengah perjalanan, sang dukun mendorong Santi hingga terjun ke laut.

***

Kodrat juga cerita tentang petualangan sang dukun. Masih soal penggandaan uang.

Kali ini satu keluarga, semuanya tewas karena minum racun. Polisi curiga, ini bukan tersebab bunuh diri massal. Kemudian polisi menghubungkan dengan beberapa kematian sebelumnya.

Ada seorang supir taksi online.

Ada seorang yang bekerja di kantor pemerintah daerah.

Ada ...? Brengsek! Kodrat mah mengutip berita dari percakapan grup WA.

***

Dukun itu dipanggil Pak Bogel. Mungkin dikarenakan tubuhnya yang pendek bulat . Cerita Pras meyakinkan. Ia tinggal di Gang 1, RT 01, RW 01, No. 1.

Dekat lapangan bulu tangkis. Berhadapan dengan rumah Pras.

Sebenarnya ada sembilan yang terbunuh. Dan kesembilan orang itu ada kaitannya dengan Pak Bogel. Setidaknya beberapa hari menjelang kematian orang-orang itu, sang dukun ada bersama mereka.

Ini, kata Pras, berdasarkan penjelasan polisi.

Dan dukun itu sudah ditangkap.

***

Kau memandangku. Sepertinya kau masih penasaran.

"Menurutmu, apakah Pak Bogel itu ...?"

" Hoaks!" aku langsung memotong. "Takada semua itu. Di RT 1 takada lapangan bulu tangkis, takada yang bernama Pras, tak juga Pak Bogel. Ada yang bernama Kodrat, sudah meninggal tiga tahun yang lalu. Mul, Mulyadi memang ada. Anak balita," jelasku lagi.

"Kamu tahu?"

"Aku tinggal di Gang 1, RT 01, RW 01, No.1."

"Jadi?"

"Jangan lanjutkan cerita ini!"

***

Lebakwana, Februari 2023.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun