Kutulis ini pada setiap lintasan waktu, saat subuh mengirimkan gigil, hati bergetar ketika azan memanggil; siang, menceritakan jalan yang pecah, mengukur jalan gundah, orang-orang yang taksabar; malam, membaca ulang mimpi yang padam, mencumbu hening agar bisa membaca ulang jejak secara beningĀ
KEMBALI KE ARTIKEL