Matanya diselimuti kabut, dan tubuhnya seperti menyimpan pusaran badai, yang sewaktu-waktu akan dihempaskan entah kepada siapa. Ia tak peduli dengan lalu-lalang kendaraan, tapak-tapak kaki yang bergegas, dan angin yang basah. Tampaknya sebentar lagi akan turun hujan.
Suara-suara.
Perempuan itu seperti mengingat percakapan-percakapan di dalam kepala, mungkin tentang cerita-cerita dibalut gula yang kemudian berujung penghianatan, atau mungkin peristiwa lain yang membuat sakit hatinya. Dan ia berusaha menyembunyikan luka dan air mata. Diam-diam.
KEMBALI KE ARTIKEL