Konon mereka bertemu di musim gugur, dengan bayangan-bayangan pada sudut-sudut yang mengantuk, di area terbuka tempat ladang miring curam ke arah sungai yang tersembunyi. Dia menatap mata si pria dengan cahaya yang tak biasa, berlutut di bawah semanggi. Ikal-ikal tebal tersangkut di belakang satu telinga. Mungkin caranya yang lembut saat memotong mawar-mawar itulah yang membuat si pria ingin mengenalnya, siapa dia, apa yang dia pikirkan. Si pria mendekatinya, malu-malu, menyeringai, mengancingkan dan membuka kancing jaketnya. Jari-jari berkuku tumpul meraba-raba celah. Pandangan sekilas tanda setuju dan si pria terpikat. Dia menerima senyum si wanita sebagai hadiah balasan.
KEMBALI KE ARTIKEL