Aku takjub menyaksikan darah mekar di baju Syauki yang berkumpul menjadi kelopak untuk kemudian menghilang kembali ke dalam lubang hitam kecil. Lututnya terangkat dari tanah menyeret tubuhnya bersamanya. Lengannya melambai-lambai liar, badannya terpuntir ke kiri. Dia mirip penari kejang yang sangat berbakat menentang hukum fisika. Ekspresi wajahnya yang berkaca-kaca berubah menjadi kesakitan, lalu terkejut, lalu ketakutan, bahkan ketika mulutnya terbuka lebar dan tertutup lagi karena teriakannya yang singkat.
KEMBALI KE ARTIKEL