Setelah gempa berkekuatan 8.7 SR mengguncang Sumatera disusul dengan tsunami yang dahsyat tanggal 26 Desember 2004, seluruh dunia bergerak mengirimkan bantuan untuk tanggap darurat, rekonstruksi dan rehabilitasi daerah yang terlanda bencana. Saat peristiwa tersebut, aku sedang berada di Jambi dan masih terikat dengan pekerjaan, meski rasa hati ingin segera terbang pulang ke kampung halaman.
Keinginan yang baru terwujud lima bulan kemudian. Sambil menunggu tugas dan kewajibanku selesai di Jambi, aku mencari peluang, dan mendapat jawaban bahwa sebuah lembaga kemanusiaan asal Kanada membutuhkan seorang IT expert. Maka, pada bulan Mei 2005 aku kembali ke tanah kelahiran yang saat itu masih porak poranda. Kepulangan ini membawa diriku berkenalan dengan berbagai ragam manusia. Selain mereka yang bertampang Melayu sepertiku, juga banyak pegiat sosial dari penjuru dunia dari bermacam-macam organisasi kemanusiaan.