Aku tidak ingat siapa yang mencetuskan ide itu, tetapi menurut semua kawanku itu ide seorang jenius pada saat itu. Tentu saja, Banda Aceh hanyalah sebuah kota pemerintahan kecil pada masa itu, dan kegembiraan sulit didapat. Apa yang disebut jalan utama hanyalah beberapa toko yang berkerumun di sekitar Masjid Raya Baiturrahman tanpa ada hambatan lalu lintas saat melintas, dengan gedung stasiun lama sebagai bongkar muat barang untuk memenuhi permintaan pasar yang tak seberapa di sisi timur.
KEMBALI KE ARTIKEL