Pertanyaannya sederhana saja. "Bagaimana cara menentukan belakang pohon? Pohon apa saja.."
Seorang ahli tata ruang menyerah dengan pertanyaan ini. Seorang pelawak yang mencoba menjawab pertanyaan ini juga tak bisa sudah itu tak lucu pula.
Jawaban yang masuk akal dan benar, tak ada yang protes justru dari seorang kenek truk yang suka melintas trans Jawa-Sumatra. Saya lupa namanya, tetapi jawaban itu saya dapatkan saat naik Ferry di Bakahueni.
"Tahu cara menentukan mana depan mana belakangnya pohon pak?" kataku membuka pembicaraan. Di buritan kapal.
"Gampang, saya sering ke belakang pohon ko", ujarnya cepat.
"Untuk apa? Cari wangsit?" cecarku.
"Ya ndaklah, untuk kebutuhan yang tak tertahankan. Kalau ditahan jadi penyakit.."
"Apa dong?"
"Kencing, buar air kecil!" Jawabnya.
"Jadi cara menenukan belakang pohon itu bagaimana?"
"Ya tempat atau bagian yang sering dikencingilah, masa kencing di depan pohon. kan malu dilihat orang" Lanjutnya.
"Bussyet bener juga yah...."