Dia menatap arloji di pergelangan tangan kanan sembari mulutnya berdecak. Sesekali Ia lepaskan pandangan ke luar gerbang asrama. Mata hitamnya menyelidik lalu lalang orang-orang yang datang. Suasana Asrama, Sabtu pagi itu, begitu ramai. Murid-murid baru berdatangan dari berbagai daerah. Tercatat, ada sekitar 209 murid baru ketika itu. Kakak-kakak kelas 2 SMA berperan membantu Ustad mendata total jumlah murid baru. Aku melangkah menuju kursi kosong dekat jendela, bermaksud menghampiri bocah murung tersebut. "Dari mana?," Sapaku. Tapi, tak urung Ia menjawab, sebuah bola melayang hampir mengenaiku. Aku terkesiap. Kaget. Beberapa murid baru, pelaku penembakan bola, lari sambil tertawa-tawa. Bocah itu pun tertawa. Aku pun akhirnya turut menertawakan kejadian tadi.
KEMBALI KE ARTIKEL