Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Setetes Embun

20 Juli 2011   16:49 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:31 93 0
Malam yang luka telah berlalu
Tersenyumlah mentari baru
Kau dan aku duduk memutihkan awan
Melirik setetes embun

Ia murni, bening, perawan, tanpa ada guratan tinta yang coba menodai

Sebuah siklus
Selalu begitu dan selalu murni

Dan langkah kita
Selalu di meja yang sama dengan gelas kopi yang sama
Tak berubah
Kita hanya menunggu kartu yang dibagi

Kita memetik anggur
Tanpa tahu wujud pokoknya

Segalanya hanyalah parfum dan tisu
Mengharap kebersihan dalam tindak penuh nafsu

Tak seperti setetes embun
Kita selalu menghias topeng
Kita adalah sebuah siklus
Tanpa kemurnian

Setetes embun
Lukisan yang kulirik

Aroma yang harus kuhembuskan

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun