Kala tetes demi tetes darimu, sapa ragaku.
Segar;
Ketika rintik demi rintik persembahanmu, sentuh tubuhku.
Kuyup;
Bilamana kunjunganmu, berlangsung terus, pula deras.
Ya... karenamu, aku kebasahan. Hadirmu, sering menguyupkan.
Atas sebabmu; kerap hawaku memanggil gigil.
Rintikmu memang menarik. Tetesmu sanggup luluhkan batu. Lalu derasmu; mampu menyapu apa saja yang menghalangimu.
Memang kamu; hujan namamu.
Salam Fiksiana
Bandung, 06 Januari 2021