Jejak-jejak jingga masih menganga. Masih terdengar celotehnya, yang ingin. Masih membekas enggannya, untuk lekas berpisah.
Masih saja mengajak resah. Masih saja membawa lelah.
Ah... jingga memang begitu, masih saja menebar rusuh.
Menepi untuk menyelami, bukan meratapi.
Menepi untuk menyusuri, jejak-jejak telah terjadi.
Akui, sadari, maknai. Jadi petuah bertaji, demi kemudian hari.