Aku berdiri di bawah sebuah pohon kamboja yang daun dan bunganya jarang. Dari sudut ini, mataku mendapati sekerumunan orang berpakaian syariat dengan wajah berduka mengerumuni seonggok tanah merah. Beberapa diantara mereka menangis menderu-deru. Apa yang mereka sedihkan dan apa yang mereka tangiskan? pikirku.