Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan Pilihan

Taufiqurrahman Ruki Cs Belum Pernah Jadikan Jenderal Polisi Jadi Tersangka

19 Februari 2015   18:38 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:53 876 12
Tidak ada satu pun yang bisa menafikan ketokohan Pak Taufiequrrachman Ruki bagi negeri ini, baik politik maupun hukum. Sebagai Taruna AKPOL 71 beliau moncer sebagai taruna terbaik yang diganjar Adhi Makayasa. Membuktikan beliau sejak muda adalah orang cerdas... Jejak kariernya di kepolisian juga belum pernah terdengar sumir yang membuat namanya buruk. Sebagai pimpinan KPK jilid pertama, beliau juga salah satu di antara yang lain termasuk Abdullah Hehamahua yang meletakkan dasar-dasar kekuatan KPK yang bisa kita nikmati saat ini.

Namun berulang kali melihat beliau sebagai panelis di acara ILC, ada sedikit "kesombongan" yang sedikit mengganggu. Pak Ruki selalu membanggakan SOP ketat yang mereka buat sebagai salah satu yang terbaik, namun rusak setelah kepemimpinan beliau berakhir.

Okelah, kita bisa saja menuding itu sebagai pandangan subyektif, sebagaimana tabiat kambuhan orang Indonesia yang selalu menganggap dirinyalah yang paling hebat sementara yang lain kurang atau tidak bisa berbuat apa-apa. KALAU NGGAK GUE! LU BUKAN SIAPA-SIAPA!..Plus...ditambah serangan para gedibal tukang fitnah yang tiba-tiba ramai menyerang para komisioner KPK bak cendawan muncul di musim hujan.

Padahal hingga detik ini, semua hasil jualan kecap itu tidak lebih hanya bualan omong kosong yang tidak bisa dibuktikan, kecuali tudingan kasar dari orang bodoh yang tak lihai menipu dan mencoba sekuat tenaga "berak" di atas nalar kita. Semakin membuat KPK jilid ini semakin terpojok dan KPK jilid pertamalah yang bener dan seharusnya dicontoh. Demikian kata orang-orang.

Pertanyaannya, apakah selama Pak Ruki cs jadi komisioner KPK ada satu saja jenderal polisi yang diperiksa jadi tersangka? Ingatkan saya kalau ada. Sebab ketika mencoba mencari di GOOGLE, saya lelah tidak menemukannya.

Selama masa kepeminpinan Pak Ruki CS, polisi bagaikan Tuhan yang sama sekali tidak bisa disentuh. Padahal saat itu polisi selalu saja menempati posisi teratas dalam ranking indeks korupsi yang dibuat entah itu oleh ICW, Transparancy International dan banyak lagi badan-badan pemeringkat anti korupsi dalam dan luar negeri. Sementara KPK di bawah kepemimpinan Pak Ruki kala itu seakan tidak berani dan menyentuh kejahatan korupsi yang terjadi di kepolisian. Seakan KPK menggigil melihat hantu di siang bolong bila sudah berurusan dengan polisi.

Sebagai polisi, Pak Ruki pastilah tahu sekali betapa jiwa koruptif di Kepolisian itu bukan lagi mendarah daging namun sudah menjadi jalan hidup. Berkerak dan sulit dihilangkan meski maut sudah menjelang. Pak Ruki sudah pasti tahu seperti apa modus operandi para bintara dan perwira di kepolisian memainkan patgulipat hukum sehingga seorang bintara kelas coro pun banyak yang harta yang tak habis dimakan ayam sekandang.

Berpuluh tahun polisi lancung ke ujian, berkhianat terhadap bangsa, masyarakat,  Tuhan  dan dirinya sendiri. Saya sendiri adalah salah satu korban dari jiwa koruptif polisi yang saling melindungi itu saat kehilangan motor. Berpuluh tahun polisi jumawa bahwa mereka adalah manusia super, warga negara kelas satu di atas hukum yang lain. Bak Mafioso Al Capone, mereka adalah THE UNTOUCHABLES bagi yang lain. Bebas menentukan nasib warga negara dengan berlindung di balik pasal-pasal yang awam bagi rakyat tanpa bisa digugat.

Baru setelah di periode Abraham Samad cs-lah keberanian KPK itu muncul. Keberanian yang terpendam di alam bawah sadar kita dan menjelma menjadi imajinasi, sosok superhero yang punya keberanian untuk menghajar polisi jahat dan kejahatan yang mereka lindungi saking geramnya. Apa gunanya SOP ketat yang dibanggakan bila hasilnya hanya macan kertas yang mengaum di padang gurun sepi? Tanpa keberanian dan hanya pecundang yang tersisa...

Saya hanya berharap, dengan terpilihnya Pak T Ruki sebagai PLT, keberanian KPK untuk menelisik kelakuan para jenderal di kepolisian tidak akan pernah surut. Kami rakyat Indonesia ingin melihat saudara Budi Gunawan dijadikan tersangka lagi dan dibawa ke pengadilan. Dia harus bisa membuktikan sendiri kalau harta yang diperolehnya adalah halal atau jangan-jangan hasil dari cawe-cawe berbagai kasus. Dia harus membuka seterang-terangnya apakah pengangkatannya sebagai kapolri yang dipaksakan adalah bagian dari negosiasi politik dengan kasus BLBI yang menyeret-nyeret  nama Megawati?

SEMUA ITU HARUS DIBUKTIKAN DI PENGADILAN, BUKAN DI SOSIAL MEDIA...SEKIAN

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun