Jalan setapak yang kau ceritakan semalam, menebar ingatan akan kepiluan. Tentang anak-anak kecil yang mengejar capung di bawah langit nan mendung, yang tak satupun wajah mereka tampak murung. Ada seutas lantunan tawa dari mulut-mulut mungil yang bersahaja. Mata sayu yang menyapa malu-malu. Atau alkisah orang tua yang menyetor mimipi-mimpi anak-anak mereka kepada Tuhannya. Menjelang tidur pada lagu nina bobo yang lirih. Pada malam-malam pekat. Terlalu hening.