Adapun hal-hal yang dapat terjadi jika seorang anak tersebut tidak mendapatkan hak semestinya didalam keluarga. Salah satu masalah yang bisa muncul yaitu kesehatan mental. Â Kesehatan mental adalah suatu usaha dan kemampuan individu dalam menyesuaikan dirinya terhadap sosial. Kesehatan mental juga sering disebut-sebut sebagai suatu keadaan kejiwaan atau keadaan psikologis seseorang yang tidak mampu lagi untuk beradaptasi dengan lingkungan sosial dan menangani masalahnya sendiri. Kesehatan mental ini mengacu pada bagaimana cara seseorang berpikir, berperasaan, dan bertindak dalam menghadapi tantangan kehidupannya. Kesehatan mental termasuk cara berpikir yang jernih, pengendalian emosi yang baik, serta bagaimana seseorang berinteraksi dan bersosialisasi dengan orang-orang seusianya. Kesehatan mental dapat dilihat dari faktor internal, keluarga, dan juga lingkungan. Seseorang dapat dikatakan sehat secara mental apabila memiliki kemampuan dalam menyesuaikan diri terhadap berbagai tuntutan yang sesuai dengan kemampuannya, baik tuntutan dalam dirinya sendiri maupun luar dirinya, seperti lingkungan rumah, lingkungan sekolah atau kampus, lingkungan kerja, lingkungan masyarakat serta teman sebaya. Dengan demikian, remaja yang memiliki mental yang sehat yaitu remaja yang mampu beradaptasi dengan lingkungan kampus, baik dengan teman sebaya maupun dosen beserta tugas-tugas kuliahnya.
Maka dari itu, kita sebagai tenaga kesehatan yang mengerti harus memberikan pengetahuan tentang kesehatan mental, karena hal tersebut sangatlah penting bagi seseorang agar mereka mampu mengenali gejala apa yang terjadi pada dirinya dan tindakan apa yang harus dilakukan untuk mendapatkan pertolongan pertama kalinya jika mengalami hal tersebut. Karena faktanya, separuh dari kondisi kesehatan jiwa ini dimulai pada umur 14 tahun, namun sebagian besar kasusnya tidak terdeteksi dan tidak mendapatkan pengobatan. Adapun beberapa upaya pencegahan penyakit yang berisiko pada kondisi kesehatan jiwa memerlukan pendekatan yang berjenjang dan bervariasi, misalnya melalui pendekatan pada lingkungan keluarga, sekolah, komunitas, dan juga dari digital media (Widayatun & Fatoni, 2013).