Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Prepegan

23 Agustus 2011   06:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:32 814 0
Ada yang pernah mendengar istilah Prepegan? Atau sudah akrab dengan istilah ini, karena sejak kecil biasa Prepegan? Bagi yang sudah akrab dan tahu maksudnya saya ucapkan selamat, berarti anda tetangga saya. Sedang bagi anda sekalian yang asing dengan istilah ini, kapan-kapan kalau ada kesempatan saat menjelang lebaran datanglah ke Brebes, kita Prepegan bareng-bareng.

Prepegan adalah salah satu kata/istilah yang sering disebut pada akhir bulan Romadlon di daerah Brebes-Tegal, selain kata Bada dan Riyaya. Prepegan ini adalah istilah untuk menyebut dua hari menjelang lebaran yang ditandai dengan ramai dan sesaknya pasar-pasar karena sebagian besar orang pergi berbelanja segala macam kebutuhan lebaran. Suasana pasar dipastikan tidak seperti biasanya, karena pedagang-pedagang musiman akan datang dari berbagai penjuru menjajakan segala macam dagangan yang pada hari-hari biasa tak dijual-belikan.

Seperti pedagang kembang, sepenjang jalan biasanya banyak ditemui pedagang kembang yang sudah dipincuk (dikemas dengan daun pisang) dengan isinya aneka rupa kembang dan daun pandan. Kembang ini untuk kebutuhan nyekar ke kuburan yang biasanya di daerah Brebes-Tegal dilakukan setelah Riyaya (sholat ied). Banyak orang yang dalam keseharian bukan pedagang pada masa Prepegan ini bisa ikut berjualan kembang di pasar.

Barang dagangan seperti pakaian sudah pasti ada. Dari yang paling mahal sampai yang diobral semurah-murahnya tumpah ruah di jalanan sampai beratus-ratus meter jauhnya dari lokasi pasar. Kalau di Jakarta banyak penjual janur kuning atau bungkus ketupat, di pasar dekat tempat tinggal saya orang menjual bungkus ketupat jarang ditemui. Karena biasanya orang-orang membuat lontong yang bungkusnya pakai daun pisang. Sedang janur biasanya untuk bikin lepet.

Prepegan ini ada dua macam, yaitu Prepegan cilik dan Prepegan gede. Prepegan cilik dua hari sebelum lebaran dan Prepegan gede sehari menjelang lebaran. Saya masih ingat dulu jaman masih kecil, biasanya saya jalan kaki ke pasar yang jauhnya sekitar 3 kilometer ramai-ramai dengan teman sebaya dan orang-orang tua. Jalanan ramai oleh manusia, baik yang berbelanja atau yang sekedar ingin adu kuat berdesak-desakan. Kalau saya biasanya beli petasan, karena di pasar harganya lebih murah dan ragamnya lebih banyak dari yang dijual di dekat rumah. Pulangnya kadang naik becak patungan, satu becak penumpangnya bisa selusin bocah tumpuk-tumpukan.

Kini suasana semacam itu hampir tiap hari bisa ditemui di Jakarta. Apalagi di Tanah Abang, benar-benar Prepegan setiap hari sepanjang tahun. Dan Minggu kemarin saya ke Tanah Abang, lebaran masih setengah bulan lagi, tapi sudah Prepegan gede dan satu kilometer menuju pasar rasanya jalan kaki lebih cepat dari naik kendaraan. Selamat Prepegan...

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun