Berberapa hari yang lalu Presiden Trump menyatakan perencanaannya dalam memotong dana cabang-cabang pemerintahan untuk disalurkan kedalam militer Amerika Serikat sebesar 56 Milyar USD. Salah satu cabang yang akan paling terkena dampaknya adalah Kementrian Luar Negeri Amerika Serikat atau state department. Langkah ini banyak dikritisi dan diindikasikan sebagai langkah awal dalam peningkatan agresi militer Amerika Serikat di dunia. Dalam pidatonya sendiri Trump menyatakan bahwa Amerika Serikat harus mulai memenangkan perang lagi dan ini bisa dicapai dengan meningkatkan dana militer. Namun perencanaan ini dianggap sangat gegabah bahkan bagi pihak militer tersendiri. Pertama karena dana militer Amerika Serikat adalah yang terbesar di dunia, sebesar 600 Milyar USD melebihi China yang penduduknya jauh diatas Amerika Serikat. Ini dianggap cukup wajar karena Amerika Serikat merupakan hegemony dunia yang juga membantu militer berberapa negara seperti Jepang dan Korea Selatan, akan tetapi dana ini sudah sangat besar dan melebihi kebutuhan militer. Kedua karena selama ini Amerika Serikat kalah perang bukan akibat kurangnya dana, namun karena kurangnya strategi serta kompromi antar politisi untuk mendengarkan ahli-ahli perang serta ahli budaya negara-negara yang diajak berperang. Irak adalah salah satu contoh yang menunjukkan bagaimana Amerika Serikat sangat gegabah dalam menilik operasi militer dan ini berlaku di negara-negara mayoritas Islam lainnya yang menjadi target Amerika Seriktat.Â
KEMBALI KE ARTIKEL